“dia”
Selalu
mampu menyelipkan rasa rindu akan hadirnya
Membuat
letupan-letupan di dalam sana, saat terpana oleh pesonanya
Tak
jarang, aku tak kuasa untuk berbisik dan berbincang dengannya
Dalam
batin saja!
“dia”
Yang
datang menggantikan pesona semburat jingga, milik sang senja
Menawan
hati siapa saja yang memandangnya
Dan
aku..
Satu
dari berjuta-juta pengagumnya
“dia”
Hadirnya
membawa suasana yang berbeda
Lantunan
syukur dan pujian takjub tak’kan henti tertuang dari bibir seorang hamba kepada
Sang Maha
Kala
melihat “dia”
Indah
lukisan-Nya, penuh pesona
“dia”
Hadir
dalam temaram malam yang berhiaskan sinarnya dari atas sana
Membuat
syahdu suasana
Namun
damai dalam rasa
“dia”
Tak
kan bosan aku mengaguminya
“dia”lah
Purnama
Bagian
hidup, penggalan cerita
Semarang,
29 November 2012
01.31
Merindukan Purnama ya nak Ary?
BalasHapushehehe injih bun, emang selalu rindu klo sama purnama, :)
BalasHapuswah maap baru sempet bales bun, baru sempet online lagi hehehe